Camat Kota Bangun Darat, Julkifli pada Festival Budaya Kutai Adat Lawas, Nutuk Beham, di Desa Kedang Ipil Kecamatan Kota Bangun Darat. (Istimewa)

Festival Nutuk Beham 2025: Warisan Budaya yang Tumbuh Jadi Daya Tarik Wisata dan Penggerak Ekonomi Lokal

NalaRNusantara-Kukar; Lebih dari sekadar seremoni panen padi ketan muda, Festival Nutuk Beham 2025 di Kecamatan Kota Bangun Darat hadir sebagai wujud pelestarian budaya yang menyatu dengan strategi promosi wisata. Berangkat dari tradisi sakral masyarakat Kutai Adat Lawas, festival ini kini menjelma menjadi motor penggerak budaya sekaligus pengungkit ekonomi lokal.

Kegiatan yang dipusatkan di Desa Kedang Ipil tersebut kembali sukses menarik perhatian publik. Tak hanya dari masyarakat setempat, namun juga dari wisatawan luar daerah seperti Samarinda dan wilayah sekitarnya. Keberhasilan ini mencerminkan daya tarik kuat dari kolaborasi budaya, tradisi, dan kemasan acara yang semakin profesional.

Camat Kota Bangun Darat, Julkifli, menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan penyelenggaraan tahun ini. Baginya, Nutuk Beham bukan hanya ajang seremonial, tetapi sebuah momentum bersama yang memperkenalkan identitas lokal kepada dunia luar.

“Tahun ini, festival budaya Nutuk Beham mendapatkan apresiasi yang luar biasa, bukan hanya dari masyarakat lokal Kukar, tapi juga dari Samarinda dan daerah sekitarnya,” ujar Julkifli saat dikonfirmasi pada Rabu (14/5/2025).

Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan Festival Nutuk Beham terletak pada konsistensi pelaksanaan dan evaluasi rutin yang dilakukan setiap tahun. Komitmen untuk terus memperbaiki kualitas acara menjadi pondasi utama dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan dampak positif bagi masyarakat.

“Setiap tahun, kita selalu melakukan evaluasi agar pelaksanaannya lebih baik. Ini yang membuat festival ini makin profesional dan menarik lebih banyak pengunjung,” tambahnya.

Lebih dari sekadar acara tahunan, festival ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pengembangan desa wisata. Desa Kedang Ipil, sebagai lokasi utama kegiatan, mendapatkan sorotan karena berhasil mengemas nilai tradisional menjadi daya tarik wisata yang unik dan edukatif.

Julkifli menekankan bahwa melalui festival ini, masyarakat luar dapat mengenal lebih dekat Kecamatan Kota Bangun Darat, baik dari sisi kearifan lokal maupun potensi wisata yang dimiliki.

“Melalui kegiatan ini, orang-orang bisa mengenal Kecamatan Kota Bangun Darat lewat Desa Wisata Kedang Ipil,” tandasnya.

Festival Nutuk Beham juga membuka ruang ekonomi baru bagi warga. Seiring meningkatnya kunjungan wisatawan, kegiatan usaha kecil dan menengah warga turut hidup. Dari kuliner khas, kerajinan tangan, hingga pertunjukan seni lokal, semuanya menjadi bagian dari ekosistem yang saling mendukung.

Tidak hanya mempromosikan budaya, kegiatan ini juga memperkuat solidaritas antarwarga. Proses persiapan hingga pelaksanaan festival melibatkan banyak elemen masyarakat, mulai dari pemuda, tokoh adat, hingga pelaku usaha. Ini menjadi bukti bahwa budaya bisa menjadi kekuatan pemersatu sekaligus jalan menuju kesejahteraan.

Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, Festival Nutuk Beham 2025 berhasil menegaskan bahwa pelestarian tradisi tidak harus berjalan sendiri, ia bisa tumbuh menjadi gerakan ekonomi, sosial, dan wisata yang berpihak pada akar budaya. Kota Bangun Darat pun kini semakin dikenal sebagai daerah yang hidup dari nilai-nilai yang diwariskan, dan terus melangkah ke depan dengan bangga. (Fh/adv)

24 views 3 mins 0 Comments