
Dari Desa untuk Bangsa: Kukar Wujudkan Mimpi Warga Lewat Program Rumah Layak Huni
NalaRNusantara-Kukar; Di tengah derasnya arus pembangunan nasional, Kutai Kartanegara (Kukar) hadir dengan wajah yang menyentuh: membangun dari akar, dari desa, dari rumah ke rumah. Sebuah langkah yang tak hanya mencerminkan kemandirian daerah, tetapi juga menggambarkan bagaimana kepedulian lokal bisa menjadi bagian dari solusi nasional.
Melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Pemerintah Kabupaten Kukar terus menunjukkan bahwa pembangunan sejati dimulai dari tempat paling mendasar yakni tempat tinggal yang layak bagi setiap warga.
Program ini telah berjalan jauh sebelum pemerintah pusat mencanangkan Program Tiga Juta Rumah, yang kini menjadi agenda besar nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Ini juga bagian dari dukungan aktif kami terkait Program Tiga Juta Rumah,” ujar Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, saat ditemui Jumat (23/5/2025).
Menurutnya, semangat gotong royong dalam membangun rumah layak telah lama menjadi fokus kepemimpinan Bupati Kukar Edi Damansyah. Kepedulian terhadap kesenjangan perumahan, khususnya di wilayah pedesaan, melahirkan program-program nyata yang menyentuh langsung kehidupan warga.
Kini, langkah inovatif tengah digagas: pengintegrasian program RTLH dengan dana desa melalui Badan Kerja Sama Desa (BKKD).
Pendekatan ini dipercaya mampu mempercepat pembangunan rumah di berbagai pelosok Kukar secara lebih merata.
“Kita ingin target pembangunan RTLH bisa tercapai lebih cepat. Salah satu strateginya dengan memperluas pembangunan dan perbaikan rumah di desa lewat BKKD. Dengan cara ini, distribusi program akan lebih merata dan terasa langsung oleh masyarakat,” jelas Sunggono.
Program RTLH tidak hanya menyentuh soal infrastruktur, tetapi juga menjadi manifestasi dari nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.
Rumah yang kokoh, sehat, dan aman memberikan bukan hanya tempat berteduh, melainkan juga harapan akan masa depan yang lebih baik bagi keluarga-keluarga Kukar.
Langkah-langkah ini seakan menghidupkan kembali makna rumah sebagai tempat segala cita-cita dimulai.
Dalam pandangan Pemkab Kukar, membangun rumah berarti membangun pondasi kehidupan memberi ruang bagi anak-anak untuk belajar, keluarga untuk tumbuh, dan masyarakat untuk berkembang.
Dengan semakin kuatnya sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, Kukar optimistis dapat menjadi salah satu daerah pelopor yang memberi kontribusi nyata terhadap program nasional tiga juta rumah.
Terlebih dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor, semangat membangun kini tak lagi bergantung pada satu pihak, melainkan menjadi gerakan bersama.
“Dengan komitmen yang kuat dan sinergi lintas sektor, Kukar optimis bisa jadi daerah yang mampu memberi kontribusi dalam realisasi program tiga juta rumah di masa mendatang,” tutup Sunggono.
Langkah ini mungkin terlihat sederhana. Tapi dampaknya begitu besar mengubah kehidupan manusia, satu rumah demi satu rumah. Dan dari situlah, Kutai Kartanegara sekali lagi membuktikan bahwa pembangunan tak selalu harus megah, selama ia mampu menghadirkan harapan dan kehidupan yang lebih layak bagi warganya. (Fh/adv)