NalaRNusantara;PENAJAM. Tantangan stunting masih membayangi wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Anggota DPRD PPU, Sujiati, menyoroti perlunya penanganan yang lebih efektif untuk mengatasi tingginya angka stunting di kawasan tersebut.
“Meskipun masyarakat pesisir memiliki akses terhadap sumber protein dari hasil laut seperti ikan, angka stunting di sini masih cukup tinggi,” ungkap Sujiati pada Rabu (5/3/2025).
Sujiati menilai, kurangnya pemahaman mengenai pola makan dan pola asuh yang tepat menjadi faktor krusial. Ia mencontohkan, kecenderungan sebagian orang tua yang lebih memilih makanan cepat saji ketimbang mengoptimalkan potensi bahan pangan lokal yang lebih kaya nutrisi.
“Terkadang, kepraktisan makanan instan lebih dipilih, padahal lingkungan sekitar menyimpan sumber protein dan vitamin yang sangat potensial untuk mencegah stunting,” imbuhnya.
Sebagai respons terhadap kondisi ini, Sujiati mengambil inisiatif dengan meluncurkan program edukasi gizi yang menyasar para ibu di wilayah pesisir, termasuk di Babulu Laut. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengolah hasil laut, seperti ikan, menjadi hidangan bernutrisi yang lebih menarik bagi anak-anak.
“Di Babulu Laut, kami mendorong para ibu untuk berkreasi mengolah ikan menjadi beragam produk seperti nugget ikan atau abon ikan, sehingga anak-anak lebih tertarik untuk mengonsumsinya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sujiati juga mengadvokasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui program Rumah Pangan Lestari. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan asupan gizi yang lebih terjamin bagi anak-anak.
Sujiati berharap adanya kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengoptimalkan upaya penurunan angka stunting di PPU, terutama di wilayah pesisir.(adv/ad)