
Lanjong Art Festival 2025: Ketika Ladaya Menjadi Panggung Keajaiban Seni
NalaRNusantara;TENGGARONG – Malam terasa berbeda di Ladang Budaya Tenggarong (Ladaya. Di bawah gemerlap lampu dan udara malam yang hangat, ratusan penonton duduk terpukau menyaksikan puncak Lanjong Art Festival 2025 yang digelar beberapa waktu lalu.
Bukan sekadar tontonan, malam itu berubah menjadi ruang pertemuan antara seni, budaya, dan rasa bangga akan jati diri daerah. Musik, teater, dan pertunjukan teatrikal yang melibatkan seniman lokal hingga mancanegara tampil memukau, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap yang hadir.
“Saya datang sejak sore, dan tidak menyesal bertahan sampai akhir. Rasanya seperti keliling dunia lewat pertunjukan,” ungkap salah satu penonton, Ika (26), warga Tenggarong.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Thauhid Afrilian Noor, turut hadir menyaksikan pertunjukan tersebut. Meskipun baru menyaksikan acara di malam terakhir, ia tak ragu menyebut festival ini sebagai bentuk keberhasilan yang membanggakan.
“Penampilan sangat beragam dan berkualitas. Ini membuktikan bahwa kita mampu menggelar acara seni berskala luas,” ujarnya.
Bagi Thauhid, Lanjong Art Festival bukan hanya soal hiburan. Ia melihatnya sebagai panggung pembelajaran, di mana generasi muda bisa mengenal dan mencintai budaya dengan cara yang menyenangkan dan inklusif.
“Semakin aktif komunitas seni, semakin kuat budaya kita. Ini investasi jangka panjang,” tegasnya.
Festival yang berlangsung sejak 20 hingga 28 Agustus ini memang bukan acara biasa. Di balik meriahnya panggung, ada pesan penting, seni adalah ruang kolaborasi, dialog, dan pertumbuhan. Dan Kukar, malam itu, membuktikan dirinya sebagai rumah bagi kreativitas. (Adv)