
Pansus DPRD PPU Bahas LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2024, Soroti Masalah Kesehatan dan Pendidikan
NalaRNusantara;Penajam – Panitia Khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar Rapat Pembahasan terkait Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2024 bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD), bertempat di lantai III Kantor DPRD PPU pada Selasa (22/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pansus, Thohiron, memberikan penjelasan terkait sejumlah isu penting yang menjadi perhatian utama dalam upaya pemerataan layanan kesehatan dan pendidikan di PPU.
Thohiron menyoroti dua bidang utama yang membutuhkan perhatian lebih dalam pembangunan daerah, yakni sektor kesehatan dan sarana prasarana pendidikan. Dalam bidang kesehatan, ia mengungkapkan adanya masalah serius terkait kuota dokter di PPU yang masih terbatas.
“Kesehatan ini yang agak kurang di kita itu kuota dokter. Dengan kurangnya kuota dokter, yang membuat antrean di satuan tingkat pertama, faskes tingkat pertama agak panjang, karena dokternya memang terbatas,” ujar Thohiron.
Menurut Thohiron, meskipun Dinas Kesehatan PPU telah berusaha membuka formasi untuk rekrutmen dokter, masalah baru muncul karena kurangnya pendaftar.
“Pengakuan dari Dinas Kesehatan, mereka sudah mencoba membuka formasi, tetapi tidak ada yang mendaftar. Ini juga menjadi masalah sendiri. Formasi dibuka, tapi karena dokter adalah pekerjaan yang sangat spesifik, tidak semua orang bisa mendaftar,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, berbeda dengan profesi seperti perkerjaan lainnya yang dapat diikuti oleh lulusan dari berbagai jurusan, profesi dokter membutuhkan pendidikan khusus dan keahlian tertentu.
Selain itu, Thohiron juga membahas mengenai kondisi sarana dan prasarana pendidikan di PPU. Menurutnya, masih terdapat kekurangan rombongan belajar (rombel) di tingkat sekolah dasar dan menengah pertama.
“Kita masih kekurangan rombel untuk 65 rombel di SD, sementara di SMP masih kekurangan 21 rombel,” jelas Thohiron.
Ia mengungkapkan, meskipun kebutuhan tersebut dapat diselesaikan secara bertahap, tidak mungkin untuk menyelesaikannya dalam satu tahun. Ia juga memberikan gambaran, jika satu gedung dapat menampung 3 rombel, PPU masih membutuhkan sekitar 20 gedung.
“Kalau rombel itu kemudian kita asumsikan 1 gedung itu 3 rombel, maka kita masih perlu sekitar 20, kalau kita asumsikan 1 gedung itu 6 rombel jadi kita masih perlu 10 sekian. Untuk menyelesaikannya bertahap ga mungkin lah kita selesaikan dalam 1 tahun,” pungkasnya.
Thohiron menegaskan pentingnya upaya jangka panjang untuk memperbaiki dan menambah fasilitas pendidikan dan kesehatan yang ada di PPU. Ia juga menyampaikan bahwa penyelesaian masalah ini memerlukan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait.(Adv)