Sekolah di Kukar Didorong Jadi Benteng Budaya Lokal, Disdikbud Gandeng Komunitas Seni

NalaRNUsantara;TENGGARONG – Di tengah arus modernisasi yang makin kuat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) mengambil langkah serius untuk menjaga agar budaya lokal tidak punah. Salah satu strategi yang dijalankan adalah menjadikan sekolah sebagai benteng utama pelestarian budaya daerah.

Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, menegaskan bahwa sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu formal, tapi juga harus menjadi ruang untuk membentuk karakter dan memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda.

“Kalau budaya tidak ditanamkan sejak dini, anak-anak bisa kehilangan jati dirinya,” tegas Thauhid.

Beragam program disiapkan, mulai dari penguatan muatan lokal dalam kurikulum, pelatihan guru terkait pembelajaran berbasis kearifan lokal, hingga kolaborasi dengan sanggar seni dan komunitas budaya di Kukar.

Thauhid menjelaskan, konsep pembelajaran akan diperluas ke luar ruang kelas agar siswa bisa berinteraksi langsung dengan kesenian dan tradisi.

“Dengan terlibat langsung, anak-anak akan punya pengalaman yang lebih mendalam terhadap budayanya sendiri,” ujarnya.

Selain itu, Disdikbud juga memanfaatkan teknologi untuk mendokumentasikan karya budaya secara digital. Tujuannya, agar budaya lokal bisa diakses lebih luas dan dikenalkan ke generasi sekarang hingga yang akan datang.

“Kemajuan teknologi bukan ancaman, justru bisa jadi alat bantu dalam memperkenalkan budaya ke dunia,” tambahnya.

Disdikbud Kukar pun membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya dengan masyarakat adat, pelaku seni, dan lembaga kebudayaan demi memastikan pelestarian budaya berjalan efektif.

“Kalau kita ingin maju, kita juga harus tahu dari mana kita berasal. Pendidikan dan budaya harus jalan bersama,” tutup Thauhid. (Adv)

16 views 55 secs 0 Comments