Plt Kabid SMP Disdikbud Kukar, Emi Rosana Saleh.

SMPN 7 Muara Kaman Jadi Sekolah Rujukan Google Pertama di Indonesia, Bukti Inovasi Bisa Dimulai dari Pelosok

NalaRNusantara;Kukar – Terletak di wilayah Muara Kaman yang jauh dari pusat kota, SMP Negeri 7 Kutai Kartanegara justru berhasil mencetak sejarah penting dalam dunia pendidikan nasional. Pada 5 Juni 2025, sekolah ini resmi ditetapkan sebagai Sekolah Rujukan Google (SRG) pertama di Indonesia pencapaian yang tak hanya membanggakan, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi digital dari daerah terpencil.

Plt. Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Emi Rosana Saleh, menyampaikan bahwa prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berinovasi.

“Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kukar. Menjadi Sekolah Rujukan Google tentu bukan perkara mudah, tapi SMPN 7 Muara Kaman telah membuktikan bahwa dengan kerja sama dan semangat, semuanya mungkin,” kata Emi.

Perjalanan menuju predikat SRG tidak lepas dari berbagai tantangan. Akses internet yang terbatas dan literasi digital yang masih rendah menjadi hambatan awal. Namun, berkat dukungan sarana seperti solar cell dan pelatihan teknologi untuk para guru, perlahan hambatan itu mulai teratasi.

Emi menjelaskan bahwa penguatan kapasitas guru menjadi kunci. Salah satunya lewat kehadiran Suwito, guru SMPN 7 Muara Kaman yang kini tercatat sebagai satu-satunya Google Certified Coach di Kutai Kartanegara.

“Dari 16 sekolah di Kukar yang menjadi kandidat Sekolah Rujukan Google, SMPN 7 Muara Kaman menjadi yang pertama lolos dan mendapat pengakuan resmi. Ini adalah awal yang baik untuk mendorong sekolah lainnya,” ujarnya.

Suwito sendiri mengisahkan perjalanan panjang menuju sertifikasi. Dimulai dari Google Educator Level 1 dan 2, hingga mengikuti Trainer Skill Assessment (TSA), semua proses itu mengasah guru untuk menjadi fasilitator pembelajaran digital, sekaligus pembina bagi sekolah lain.

“Intinya bukan cuma soal bisa pakai teknologi, tapi bagaimana kita membagikannya dan menciptakan dampak,” terang Suwito.

Kepala SMPN 7 Muara Kaman, Rasian, menambahkan bahwa transformasi digital di sekolahnya berawal dari hal sederhana: membuat pembelajaran lebih menyenangkan.

“Kami hanya ingin membuat anak-anak belajar dengan cara yang tidak membosankan. Ternyata itu jadi pintu masuk untuk membawa teknologi ke ruang kelas,” ujarnya.

Rasian juga menyebut dukungan listrik tenaga surya sebesar 15.000 kWh dari Disdikbud Kukar sebagai salah satu fondasi penting dalam membangun ekosistem digital di sekolahnya.

Kini, seluruh guru di SMPN 7 Muara Kaman telah mengantongi sertifikat Google Educator Level 1 dan 2. Tiga di antaranya sudah menjadi trainer, dan satu guru resmi menjadi coach tersertifikasi nasional.

Capaian ini bukan hanya pencapaian teknis, tapi juga semangat bahwa transformasi pendidikan bisa dimulai dari mana saja. Dari pelosok, dengan semangat kolaborasi, kemauan belajar, dan infrastruktur yang didorong bersama, pendidikan digital bisa tumbuh dan berkembang bahkan jadi yang terdepan di tingkat nasional. (Fh/adv)

19 views 3 mins 0 Comments